Wednesday, September 27, 2006

Road to enrekang (18-23 sept '06)

Belum pukul 7, saat masih nikmati secangkir teh hangat, eh… sdh ada telfon dari panitia akhwat. Disuruh siap-siap. katanya sih mobil untuk jemput menuju lokasi SanLat dan Pelatihan Manajemen ROHIS di SMKN 1 Enrekang dah menuju ke tempat kami. Waduh, gimana nih. Mana masih berantakan lagi. Belum sempat mandi,hehehe. Dingin masalahnya. tadi saja waktu sholat subuh sampe pake acara menggigil segala. Sekarang juga, tiap kali bicara uap putih keluar dari mulut, kayak orang ngerokok. Ternyata, dinginnya Enrekang hampir sama dengan malino ya,hehehe.

Wahhhh…segar. Ternyata mandi pagi memang bikin badan fresh bro (hehehe, teguran buat diri sendiri nih, biar di makassar mandinya jangan menjelang sholat dzuhur lagi). 10 menit berikut, sdh siap jalan bro. Sdh rapi, siap ngisi training, cieeee…. Mobilnya sih dah nunggu dari tadi. berhubung teman-teman ikhwannya pada belum siap, jadinya mereka terus dulu, menjemput panitia akhwat.

naik motor (panitia lain ikut sama akhwat naik mobil) saya menuju ke lokasi SMKN 1 Enrekang. Sampe di lokasi, SubhanaLlah, kontur bangunannya unik bro. daerah gunung yang berbukit-bukit ‘memaksa’ model bangunan mengikuti teksturnya. makanya jangan heran, kalau ingin menjelajahi semua bangunannya, kami harus naik-turn tangga (pfiuh…capek)

AlhamduliLlah, kegiatan hari pertama dan kedua lancar. Semua terkendali, hanya waktu materi malam habis isya yang kadang molor coz persiapan makan malam yang agak lama. Semua peserta antusias mengikuti item-item materi. Model yang kami buat memang tidak monolog. tapi interaktif. Dipadukan dengan model training, alhamdulillah, bisa membangkitkan minat peserta untuk ikut larut, sehingga ’susah’ mendapatkan satu saja diantara mereka yang ngantuk. Semua aktif, semua terlibat.
masalah yang mengganggu hanyalah tiap malam, ada saja orang luar yang masuk, nge-drink sampe mabuk di lingkungan sekolah tempat kami nginap untuk kegiatan. Yah… terpaksa (hehehe, ga ikhlas bgt ya) bantu-bantu panitia keamanan begadang untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Malam kedua kegiatan, suhu badan sempat naik. Capek plus dehidrasi kali ya. maklum, acara mulai pukul 3 dinihari untuk lail, sampe pukul 11 malam. Full. Waktu istirahat cuma saat sholat dan makan saja. sampe-sampe teman-teman panitia plus trainer minta ke saya tiap kali briefing untuk nyusun ulang program yang telah ACC dari makassar. “terlalu padat akhee, materinya berat-berat lagi” begitu kata mereka. “Yup, ini masukan bagus buat teman-teman IQRO Club Makassar, insya Allah si rapat pengurus akan dipelajari lagi”.
Setelah minum susu hangat plus vitacimin (hmm…hmmm…bukan prolosi loh) badanku AlhamduliLlah kembali normal.

tantangan lain yang ada ialah, karena musim kemarau, maka di beberapa tempat debit air menurun. Termasuk di sekolah tempat kami buat kegiatan. jadinya tiap kali mau wudhu, harus ‘turun gunung’ ngambil air wudhu. tapi enak juga, bisa sekalian jalan-jalan sambil liat pemandangan yang indah. Untuk mandi pun demikian. beruntung, ga jauh dari sekolah, ada rumah teman yang bisa dipakai untuk ‘nebeng’ mandi, sekalian silaturahim dengan anggota keluarganya.

Yang paling berbekas di ingatanku adalah malam terakhir. Waktu merancang acara muhasabah untuk adik-adik sampai harus tidur pukul 2 dinihari. Tema yang kami angkat tentang perjalanan hidup dan Birrul walidain.
Sempat tidur 45 menit, pukul 02.45 kami bangun lagi. persiapan terakhir sebelum muhasabah. Pukul 03.00, panitia mulai membangunkan peserta satu per satu. matanya ditutup dan digiring ke aula 9akhwat). Peserta Ikhwan langsung ke lapangan. sambil ‘menculik’ satu satu peserta, nasyid ‘astagfiruLlah’,'bila waktu t’lah berakhir’,'ya Robbana’ dari OPICK terus diulang-ulang. mengkondisikan hati dan pikiran peserta untuk tenang dan memikirkan hakikat hidup. ketika semua peserta telah mengambil tempat, dalam suasana gelap, diputar slide tentang perjalanan kehidupan. Tentang kelahiran yang disambut gembira semua keluarga, masa kanak-kanak yang penuh keceriaan, remaja yang penuh warna, dewasa dengan segudang cita-cita, sampai tua dan akhirnya mati. “Perjalanan’ 15 menit itu sudah membuat beberapa peserta termasuk panitia meneteskan air mata. Begitu slide selesai diputar, kembali kegelapan total yang terhampar. perlahan, lagu ‘Bunda’ dari ‘Potret’ mengalun. Bersamaan dengan itu, teman-teman panitia, berjala ke peserta membangikan lilin dan sepucuk surat ‘dari bunda’. Diterangi cahaya lilin, dan lagu ‘bunda’, para peserta mulai membaca surat dari ibu. Seorang trainer jadi narator dengan mengingatkan kita semua akan pengorbanan seorang ibu yang dilakukan demi kesenangan anaknya, namun kadang dibalas dengan menyakiti hati mereka. SubhanaLlah, tidak ada yang tidak menangis. Semuanya. Sampai-sampai kami pun, yang hampir selalu membaca ’surat dari ibu’ ikut-ikutan nangis :)

renungan jalan sampai pukul 4 subuh lewat. Setelahnya, kami sholat subuh jamaah. pagi hari, kami lanjut dengan outbond. Saat penutupan, peserta mempersembahkan satu lagu, yang mereka gubah dari lagu T’rima Kasihku Guruku. namun kata guru mereka ganti menjadi pembimbing. Acara salam-salaman menjadi rangkaian terakhir dari penutupan. hampir semua peserta minta maaf kalo selama kegiatan kadang ada yang jahil atau susah diatur. AlhamduliLlah, mereka bahkan menawarkan ke kami agar sempat silaturahim dulu ke rumah-rumah mereka sebelum kami ke makassar. JazakumuLlah, we are brother and sister in islam. ya Allah, kekalkanlah ikatan persaudaraan ini…

syahid_lover (Muhammad Ilham)