Monday, November 27, 2006

pilihan cerdas ; kesabaran dan kesyukuran

Keberhasilan dan kegagalan adalah 2 sisi yang akan selalu hadir. Demikian kesenangan dan kekecewaan, karena segalanya memang diciptakan berpasangan. Keseimbangan inilah yang membuat semesta raya ini tetap mengorbit sesuai jalurnya. Keserasian inilah yang membuat kehidupan bisa terus bergerak.

Di atas semuanya, kepada Sang Maha Pencipta faktor keseimbangan, jasad dan jiwa ini wajib tunduk, luruh dalam dekapan sujud yang membawa cinta terbang, mengetuk pintu langit menyampaikan sejuta apresiasi tentang hakikat kemanusiaan. Tentang keberhasilan yang menyapa, kesenangan yang tertawa riang. Senyuman mengembang, memeluk hari dengan harapan puncak akan abadi. Serta tentang kegagalan yang mengetuk, kekecewaan yang mengiringinya dengan tatapan suram dan wajah tanpa cahaya. Seolah, bumi terasa sempit menyesakkan dada. Bernafaspun kadang terasa berat.
***

Sebulan ini, AlhamduliLlah berhasil menyelesaikan 2 web site. Web site PKS Sul-Sel yang sudah bisa diakses dan web site DPRD parepare yang masih menunggu proses distribusi Infokom ke internet. Senang? Gembira? Wah... jangan ditanya lagi, happy berat,hehehe. Sampai sempat teriak-teriak kegirangan. Bukan apa-apa, waktu pertama kali belajar buat web site, susahnya minta ampun. Harus 'memaksa' otak 'putar-putar' belajar php mysql dari tingkat nol. Kemudian belajar mendesain, yang pastinya dibutuhkan tingkat imajinasi yang tidak rendah. Setelahnya, dibutuhkan kesabaran untuk input data, ngurus domain dan account hosting yang kadang butuh waktu paling cepat 2 hari (itu juga kalo lancar, tidak ditolak). Makanya pas web pertama jadi (web pemkab mamuju), wuiihhh...senang banget bro/sist. Padahal tampilan dan format databasenya 'sederhana sekali' dibanding format web site yang dikelola oleh kalangan profesional (web master). Tapi ini saja sudah menjadi salah satu -keberhasilan- yang menyenangkan.

Ketika bulan ini berhasil menyelesaikan 2 web, meskipun sempat dibuat dongkol oleh pihak MWN yang lama banget pas ngurus account hosting-nya, akhirnya sekali lagi -keberhasilan- datang mengetuk ke pintuku. AlhamduliLlah ya Rabb... Terima Kasih.

Kegembiraan pun kembali terluapkan. Tertawa lepas, menghabiskan waktu setengah jam menjelang maghrib dengan bercanda bersama teman-teman, serta dengar nasyid. Beban yang sempat 'mampir' di pundak terasa menghilang. Yang ada adalah kelegaan, kelapangan, dan keluasan. Jiwaku bernyanyi, menari mengelilingi samudera harapan dan impian. Larut dalam keterlenaan. Sampai sempat merasa diri sudah sangat hebat, bisa ikut ambil posisi dalam deretan mereka yang dijuluki web master.

Sampai malam ini, tiba-tiba saja jiwaku langsung terdiam. deretan kalimat yang pernah keluar dari lisan salah satu tokoh karismatik negeri ini, Almarhum Ustadz Rahmat Abdullah (semoga Allah SWt merahmati beliau) menghentak dalam ke sanubariku. Menampar keras ego dan logika berpikirku.

"Merendahlah,
engkau kan seperti bintang-gemintang
Berkilau di pandang orang
Diatas riak air dan sang bintang nun jauh tinggi
Janganlah seperti asap
Yang mengangkat diri tinggi di langit
Padahal dirinya rendah-hina"
***

Rabb... nuraniku seketika tersadar. Memang, tidaklah salah bergembira ketika keberhasilan datang. Namun hatiku berbisik 'Jangan berlebihan. Ingatlah, semuanya itu anugerah dari Yang Maha Pengasih yang akan dipertanggungjawabkan kelak di Yaumul Hisab.Ketika hasil akhir yang kau capai tidak sesuai dengan harapan semula, maka bersabarlah. Itu baik. Pun ketika cita-cita tercapai sesuai skenario rancangan awal, bersyukurlah. Dan itu pun baik. Jangan larut dalam euforia semu, yang membuat langkahmu akan berhenti bergerak, sementara puncak kejayaan masih terlalu tinggi menjulang. Perjalananmu belumlah apa-apa. Maka jangan pernah mentolerir jiwamu untuk sebuah keangkuhan, jangan menyisakan ruang dan waktu untuk sesuatu yang bernama kesombongan!'

AlhamduliLlah, terima kasih yaa Allah. Engkau masih mencintai diri ini dengan menegurnya agar bisa mengambil ibroh/pelajaran tentang 2 sisi kehidupan yang saling terjalin satu sama lain. Pelajaran sederhana namun besar, tentang salah satu hakikat dan makna dari kesabaran dan kesyukuran. Tentang kemuliaan dan kehinaan, lewat catatan seorang guru kami, Almarhum Ustadz Rahmat Abdullah.