[sepenggal fragmen hidup]
Fragmen 1 :
Puzzle itu belum utuh. Namun gambarnya sudah mulai terbentuk. Tuhan … aku letih. Bisakah aku berhenti sejenak untuk beristirahat?
Fragmen 2 :
Berbalik ke belakang, seuntai ghoflah/kesalahan dan kesombongan masih juga mengikuti. Apakah ini hukuman-Mu? Tuhan … sabarkan aku dalam sakitku. Jadikan ia sebagai penebus dan penggugur dosa-dosaku seperti yang pernah disabdakan oleh manusia Agung, RasuluLlah saw.
Fragmen 3 :
Malam masih sama. Tetap menyiramkan embun di awalnya. Dingin, sampai subuh menjelang. Kontras dengan kehangatan geliat semu dan fatamorgana kenikmatan manusia yang jauh dari tuntunan-Mu. sunnatuLlah kebaikan dan kejahatan, ternyata tak sesederhana itu.
Fragmen 4 :
Megah-kumuh, tinggi-rendah, bersih-kotor, lapang-sempit …
Ah … tiap perempatan selalu saja sama. Menawarkan segalanya sebagai pilihan. Yang manakah? Mata batin, masih saja terpasung.
“HIDUP, KADANG_KADANG MASIH MENYISAKAN MISTERI DALAM DIRINYA.”
Labels: kontemplasi