Friday, September 29, 2006

Nilai Penghargaan : Sebuah Perbandingan

Berjalan-jalan di negeri ini, hampir di tiap ruas jalan kita akan menemukan patung-patung para pahlawan. Dari Bung Karno Sang Proklamator, sampai patung yang menggambarkan simbol nelayan, petani atau guru yang dianggap sebagai 'pahlawan tanpa tanda jasa' berdiri kokoh menatap zaman (cieeeee)

Namun respon kita, rakyat Indonesia biasa-biasa saja. Cuma sekedar mampir, jepret sana jepret sini ngambil 'gambar diri' dengan latar mereka sekedar sebagai oleh-oleh atau menjadi kenangan buat teman, sahabat, atau keluarga. Minimal bisa sedikit 'berbangga' kepada 'sang kekasih' (ini istilah apa ya....kagak tau juga,hehehe) bahwa saya pernah ke daerah ini atau itu.

Saya teringat, pernah baca buku (kalo ga salah di perpus SMA saya dulu) plus nonton di TV, bahwa di India sana (gudangnya film Bollywood) di salah satu ruas jalan, dipajang patung salah satu maestro perdamaian dunia, MAHATMA GANDHI. Salah seorang icon dunia simbol kebaikan, kesetaraan dan kemandirian. Yang paling berkesan di benakku sampai saat ini adalah sewaktu dia (Mahatma gandhi) menyerukan kepada masyarakat India agar mampu hidup mandiri. Hidup dan berkarya di atas kaki sendiri, dan memboikot semua produk Inggris yang waktu itu merajai market di India. Ia mengajak agar jangan mau diperbudak oleh bangsa lain (termasuk produk) yang malah akan membuat bangsa India makin miskin.

Maka dampak seruannya sangat luar biasa. Rakyat India memakan makanan yang berasal dari hasil buminya sendiri. Memintal benang dan dijahit menjadi pakaian diproduksi oleh pabrikan anak negerinya. Hasil yang luar biasa. India bisa keluar dari krisis ekonomi dan moneter, menjadi bangsa yang maju dan mandiri di banyak sektor riil. Bahkan sekarang, di rumah kumuh sekalipun, sudah ada akses internetnya.

The fact, sampai detik ini hampir semua masyarakat India tiap kali melewati patung Mahatma Gandhi pasti berhenti sejenak dan memberikan penghormatan sebagai tanda cinta dan kekaguman mereka pada sosok dan nilai yang dia sebarkan.

Back to our country, apakah kita juga harus melakukan penghormatan yang sama? Saya pikir tidak perlu-lah seperti itu. Cukup kita menghargai mereka dengan meneruskan ide perjuangannya, bekerja dan berkarya untuk kemajuan negeri ini. Bukannya malah mengkhianati cita-cita mulia perjuangannya. Sehingga keberadaan patung mereka bisa 'berkata' lebih banyak, tidak sekedar simbolitas dan kita hanya bisa berkata 'Kita punya pahlawan dengan banyak ide dan cita-cita, yang dengan gagah memperjuangkan semua itu untuk mewujudkan mimpinya akan negeri ini...tapi itu dulu...dulu sekali...'
Sementara kita sendiri tidak bisa meneruskan nilai yang telah mereka rintis.

Muhammad Ilham