Idul Adha; Kita dan Mereka
Ucapan riang selamat idul adha menghiasi langit-langit rumah yang sejuk dengan hembusan AC atau putaran kipas angin yang terpasang kokoh di dinding dengan pantulan indah warna cat tembok yang makin menambah asri suasana ruang yang menjadi miniatur istana kita. Tegur sapa dan senyum manis berbalut kebahagiaan terlukis sempurna di lekukan bibir tiap anggota keluarga. Saling bersalaman, berangkulan hangat sesama saudara dan kerabat keluarga. Memaafkan, dengan azzam kebersamaan yang terikat dengan pertalian darah dan pertemanan. Di sini, di lingkungan kita.
Rintihan pilu kesakitan dan kesedihan mengangkasa di langit semesta. Menguap keluar dari tenda lusuh kumuh yang berbaris berdempetan di kamp-kamp Tepi Barat, RamaLlah,
Denting gelas berisi beraneka minuman dingin pelepas dahaga berjejer rapi di tepi-tepi meja di ruangan tamu dan keluarga kita. Di sertai dengan piring berisi kue enak plus beras dan daging qurban yang telah diracik menjadi beraneka ragam makanan dengan nama asing. Duduk bersama, menikmati di sela-sela tontonan lewat kotak ajaib yang juga menayangkan jenis acara yang sama. Anak-anak berlari gembira dengan tangan kanan memegang coklat dan mulut masih berlepotan sisa es krim. Di sini, di rumah kita.
Idul Qurban dengan makna pengorbanan sejati, apakah yang disisakannya di hati kita?