Friday, December 22, 2006

ibu, rahim kasih sayang

ibu --> sumber mata air kesejukan yang tak pernah kering
ibu --> kehangatan mentari yang selalu menghidupkan pijar semangat
ibu --> akar cinta dan kasih sayang tak terbatas
ibu --> sosok suci yang lembut dalam ketegasan
ibu --> inspirasi yang tak pernah padam
ibu --> bening mata yang menentramkan
ibu --> malaikat sempurna dalam jaga dan tidur
ibu --> untaian doa, harapan, dan cita-cita yang tak pernah putus
ibu --> bara pengorbanan tanpa pamrih
ibu --> cahaya permata kehidupan
ibu --> mujahidah agung pendidik generasi

Betapapun kulukiskan segala makna yang melekat dalam gelarmu, takkan cukup semua kata terangkai menjadi prosa sejarah. Cinta dan keikhlasan pengorbananmu takkan terbalas meski kupertaruhkan seribu nyawa kehidupanku. Dalam keluh kesahmu, ada rahmat yang mengalir. Dalam harap cemasmu, ada rahim kasih sayang yang mengalun.

Sajadahmu tak pernah kering dengan air mata permohonan, agar putramu tidak ingkar kepada Tuhannya. Cahaya wajahmu terus bersinar, berbasuh gemercik air di sepertiga akhir malam. Melantunkan kalam Ilahi dengan kerinduan di keheningan semesta. Munajat di akhir sholat, menerbangkan puncak harapmu menembus bintang-bintang. Mengetuk pintu langit tempat Arsy Yang Maha Rahman bertahta.

Kedudukan muliamu tak tergantikan. Cukuplah bahwa manusia terbaik yang pernah hadir dalam pentas kehidupan, RasuluLlah Muhammad SAW, juga lahir dari rahim manusia yang bermahkota IBU. Surga diletakkan di bawah telapak kakimu. Dan Sabda Agungnya tentang kebenaran, menyebut gelarmu 3 kali lebih banyak dibandingkan ayah.

Maafkan, aku anakmu belum juga sempurna mengabdi pada keluasan kasih sayangmu.

nb : 8 tahun sudah aku tak menyertaimu melewati Mother's Day