Mata dengan Ideologi Semesta
Lesatkan kebisuanmu. Biarkan angin membisikkan realitas ini. Tentang Palestina,Panas sahara menjadi saksi. Tentang hijau kedamaian yang terkoyak. Aroma mesiu dan ledakan granat memeluk kematian dalam sapuan kanvas melukis malam penuh dendam. Nurani terpenjara. Hati membatu. Bertarung untuk memperjuangkan nilai sebuah kebohongan sejarah yang lebih pantas menjadi sampah di pojokan gelap. Terbius perilaku iblis yang menjelma ke dalam sosok jiwa bertubuh manusia.
Jejeran panjang lelaki renta, anak-anak dan wanita bergerak sampai tapal batas negara sebelah. Tidak pernah ada alasan yang rasional. Semata berikrar -Isyhadu bianna muslimin-, kekejaman itu menghampiri. Terpampang jelas diperagakan bangsa kera yang tak pernah tahu menghargai kasih sayang Rabbul Izzati. Meneruskan parade panjang kebiadabannya sejak dahulu ketika mulai membunuh para manusia mulia utusan Sang Qadhi. Izzah menjadi pertaruhan. Untuk sebuah eksistensi yang terkoyak.
Maka lihatlah di
Pasir cadas tegak mengamati. Puing reruntuhan bangunan menggeliat resah. Batu berbicara. Serentak, bersatu mendekap tubuh kecil yang paham makna hakikat perjuangan hidup. Dalam tatapan mata bocah kecil itu, berpijar nyawa kehidupan. IDEOLOGI SEMESTA!